• Breaking News

    Selain Gerabah, Ini Sejarah Peninggalan Islam Di Desa Sitiwinangun Cirebon


    Desa Sitiwinangun Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon memang sudah terkenal dengan gerabahnya. Tapi dalam artikel ini saya tidak akan membahas gerabahnya, karena saya akan membahas sisi lain dari desa pengrajin gerabah ini.

    Ternyata, Desa Sitiwinangun mempunyai sejarah peninggalan Islam, tepatnya di Blok Kebagusan. Disini terdapat petilasan Pangeran Kebagusan, dan Situs Masjid Kramat Ki Buyut Kebagusan, tapi sayang saya tidak sempat melihat petilasan tersebut seperti apa  bentuknya karena saya tidak menemui kuncen petilasan Pangeran Kebagusan tersebut.

    Menurut warga, petilasan tersebut sudah ada sejak tahun 1222 masehi, dan setelah itu dibangun masjid di samping petilasan tersebut. Jika dilihat dari tahun sejarahnya. Petilasan itu sudah ada sebelum adanya penyebaran Islam di tanah Jawa oleh Wali Songo.

    Sejarak ini menarik untuk di ulas, namun sayang saya tidak mendapatkan data sejarah yang lebih detail tentang ini. Selain usia masjid yang sangat tua, tentu masjid ini mempunyai khas tersendiri, dari segi bangunan, tinggi temboknya tidak terlalu tinggi, sehingga atap ruang utama masjid ini tidak ada atap langit-langit atau eternitnya, jadi atapnya langsung genteng.

    Selain itu, kayu-kayu penyangga bangunan ini sebagian besar masih asli yang sudah berumur ratusan tahun, meski beberapa kali mengalami renovasi, tapi konstruksi atau bentuk masih sesuai dengan awalnya, sehingga masih terasa sangat kental suasana sejarahnya.

    Mimbar masjid atau tempat khatib masih terbuat dari kayu jati dan belum pernah diganti. Pada waktu tertentu, tepatnya pada awal dan akhir bulan ramadhan, menurut warga, di masjid ini masih ada tradisi adzan papat atau adzan empat, yaitu adzan yang dilakukan oleh empat orang sekaligus. 

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar